Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka
mencapai peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun 'I Wanna Hold Your Hand' pada tahun 1964 adalah singel pertama
yang berhasil menembus industri musik Amerika Serikat, sekaligus mengawali apa
yang disebut sebagai 'British
Invasion'. Sejak saat inilah
musik The Beatles tersebar ke seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana,
terkenal di setiap penjuru. Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat
fanatik, yang mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans
membuat The Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di
atas panggung.
dikejar Fans dimana pun mereka berada
KETENARAN GLOBAL
Tahun 1963 menjadi tahun produktif untuk
The Beatles. Diproduseri oleh George Martin, The Beatles memproduksi LP (Long
Playing Records / album) secara Live di Abbey Road Studios. 10 tracks direkam
melengkapi 4 tracks yang sudah dirilis sebelumnya. LP yang diberi tajuk “Please
Please Me” itu kemudian dirilis pada Maret 1963.
The Beatles Peluncuran album Please Please Me
Materi di album ini
menampilkan duet komposisi Lennon-McCartney yang kemudian menjadi prototype di
album-album berikutnya. Ke produktif-an The Beatles diikuti dengan dirilisnya
beberapa single, yaitu “From Me To You” pada bulan April yang juga merajai
puncak Chart UK, dan single keempat “She Loves You” di bulan Agustus yang
sukses menjadi single pertama yang terjual sejuta copy. Logo icon The Beatles
juga diperkenalkan pertama kali di Tahun 1963 saat menghiasi cover bass drum
Starr. Begitu pula dengan istilah “Beatlemania” yang lahir seiring menanjaknya
kepopuleran mereka di pertengahan 1963. Hari-hari The Bealtes mulai diwarnai
dengan banyaknya jadwal konser yang mana panggung mereka selalu ramai dengan
fans yang berteriak dengan histeris. Tour luar negeri pertama mereka (selain di
Hamburg) adalah ke Swedia pada bulan Oktober. Sepulangnya dari Swedia, mereka
disambut oleh banyak fans dan wartawan yang mulai memaparkan mereka di headline
media.
Mulai dipadati oleh konser-konser yang terus berdatangan
Disela jadwal tour, The Beatles juga
menyempatkan diri merekam lagu sebagai materi untuk album berikutnya “With The
Beatles”. Materi direkam memakai teknik studio recording (tidak live seperti
sebelumnya) pada bulan Juli dan Oktober 1963. Sebelum album tersebut
dirilis, mereka mengeluarkan single “I Want To Hold Your Hand” di bulan
November. Sama seperti single sebelumnya, single inipun kembali menambah
banyaknya fans yang menggilai mereka, sebuah fenomena musik yang belum pernah
ada sebelumnya di UK. Album “With The Beatles” akhirnya resmi di rilis pada
Januari 1964 yang secara umum berisi materi duet Lennon-McCartney. Album ini
mendapat pujian dari Times melalui kritikus musik Willian Mann yang mengukuhkan
duet Lennon-McCartney sebagai komponis Inggris yang mengagumkan.
Session pembuatan Album WITH THE BEATLES
AWAL BRITISH INVASION
Sejarah The Beatles pun sampai di tanah
Amerika (US). Pada awalnya, perjalan lagu-lagu mereka tidak begitu mulus,
Capitol Records, label independent di US, menolak untuk merilis beberapa single
pertama band ini. Hingga akhirnya mereka merilis single “I Want To Hold Your
Hand” yang kemudian merajai chart US dan terjual lebih dari 2,5 juta copy.
Perjalanan The Beatles ke US dimulai pada 7 Februari 1964 yang menjadi tonggak
Invasi Inggris (Brtitish Invasion). Mendarat di JFK Airport, mereka disambut
sekitar 3000 fans. Penampilan pertama mereka di The Ed Sullivan Show disaksikan
sekitar 74 juta orang atau setidaknya 40 persen populasi Amerika. Setelah itu,
mereka mengadakan konser terbuka pertama di Washington Coliseum yang dibanjiri
oleh ribuan beatlemania. Mereka kembali ke Inggris pada 22 Februari setelah
sebelumnya tampil untuk kedua kalinya di The Ed Sullivan Show. Lagu-lagu The
Beatles merajai posisi chart Billboard. Remaja Amerika pun mulai meniru gaya
rambut dan berpakaian mereka. Tampilnya mereka di US menginspirasi banyak band
Inggris untuk menyeberang Lautan Atlantik menuju Amerika, inilah British
Invasion.
The Beatles di USA
The Beatles memulai lagi tour
internasionalnya pada bulan Juni 1964 menuju Belanda, Hongkong, Australia, dan
New Zealand, lalu kembali lagi ke US. Tour mereka selalu dihiasi ribuan fans
yang berteriak histeris yang menutupi kemampuan ampli mereka mengeluarkan musik
yang mereka mainkan, sehingga para personil The Beatles tidak dapat
mendengarkan apa yang mereka mainkan. Hal rutin ini lah yang kemudian membuat
mereka bosan melakukan tour.
Tour ke US pada bulan Agustus membawa
mereka pada sebuah pertemuan yang kemudian akan mengubah mereka. Mereka
dipertemukan dengan seorang legenda Folk song Amerika yaitu Bob Dylan. Bisa
dibayangkan dari latar belakang musik, lirik, penampilan, serta gaya hidup
mereka yang berbeda jauh. Bob Dylan yang flamboyan, seorang kritikus sosial dan
politik dengan lirik-lirik puitis yang tajam bertemu dengan 4 orang
berpenampilan rapi yang membawakan rock and rol ‘manis’ yang penuh dengan lirik
cinta. Dylan yang kemudian memperkenalkan The Beatles dengan Mariyuana. Ada
kisah lucu dai kejadian ini, Dylan menawarkan Mariyuana karena dia salah
mengartikan lagu “I Want To Hold Your Hand” pada kata ‘I can’t hide’ dan ‘I get
high’ yang dipikirnya mengacu pada Mariyuana. Yah, pertemuan ini adalah
pertemuan budaya yang sangat menginspirasi The Beatles di album-album berikutnya.
Pertemuan Bob Dylan & John Lennon , Bob memperkenalkan Maryuana
A HARD DAYS NIGHT, BEATLES FOR SALE, HELP!,
HINGGA RUBBER SOUL
Pada kesempatan selanjutnya, The Beatles
mulai merambah ke dunia per-film-an. Kurangnya perhatian Capitol Records
membuat kompetitor lain mendekati The Beatles. Adalah United Artist Records
melalui divisi film nya menawarkan kontrak film kepada The Beatles, dengan
harapan akan diikuti oleh kontrak rekaman. Debut film pertama The Beatles
berjudul “A Hard Day’s Night” yang di sutradarai oleh Richard Lester,
digarap selama 6 minggu di bulan Mei-April 1964. Film ini bergaya semi
dokumenter musikal yang menampilkan para personil The Beatles secara komikal
dan komedi. Film ini pertama kali diputar di London dan New York pada bulan
Juli dan Agustus dan menuai sukses.
Album Soundtrack “A Hard Day’s Night”
dirilis pada bulan Juli 1964. Sama seperti album-album sebelumnya, album ini
pun juga menuai sukses. Dalam album ini terlihat bahwa semua musik yang
meng-influens mereka menyatu dan menampilkan ciri rock and roll The Beatles
yang khas. Sound khas mereka pun mulai tampak di album ini. Materi dalam album
ini memuat komposisi original dari Lennon dan McCartney, tanpa lagu cover.
Secara umum dapat dikatakan bahwa di album ini lah The Beatles mulai
menampilkan kesejatian musik mereka yang penuh keceriaan dan optimisme.
Sound The Beatles yang khas, khususnya sound gitar resonant elektrik 12
senar yang dipakai Harrison kemudian menginfluens sound band The Byrds dalam
meramaikan dunia rock and roll tahun 60an.
Belum hilang gegap gempita album “A Hard
Day’s Night”, The Beatles kembali masuk ke dapur rekaman untuk menyelesaikan
materi album studio ke lima nya, “Beatles for Sale”. Mereka menggarap materi
ini selama bulan Agustus sampai Oktober 1964, album ini kemudian di rilis pada
akhir tahun 1964. Secara materi album, format “Beatles For Sale” mengikuti dua
album pertama yang banyak diisi dengan banyak lagu cover.
Pembuatan Album Beatles For Sale
Memasuki tahun 1965, kehidupan The Beatles
mulai diwarnai dengan kontroversi. Pada bulan April, The Beatles mulai
berkenalan dengan LSD, yang diberikan oleh oleh dokter gigi Lennon dan
Harrison. Pada bulan Juni, Ratu Elizabeth II menunjuk mereka menjadi Anggota
Kerajaan Inggris (MBR), yang ditentang oleh beberapa anggota lain yang
konservatif, karena kebiasaan penghargaan itu diberikan kepada militer ataupun
pemimpin sipil.
Ditahun yang sama, The Beatles kembali
menggarap film ke dua. Bertajuk “Help!”, film ini kembali di sutradarai oleh
Richard Lester, yang kemudian dirilis pada bulan July 1964. Beberapa review
mengatakan bahwa film ini sangat buruk dibandingkan dengan film sebelumnya,
namun walau demikian film ini tetap mendapat kesuksesan komersil di pasaran.
Materi soundtrack di album “Help!” hanya diisi oleh dua lagu cover. Di album
ini, Harrison mulai menampilkan dirinya sebagai pencipta, ada dua lagu yang ia
ciptakan untuk album ini. “Help!” juga menunjukkan perubahan pada diri The
Beatles. Perubahan vocal Lennon dipengaruhi oleh Bob Dylan dan gaya musisi folk
Amerika lain. Selain itu, album ke lima ini berisi sebuah lagu balada terkenal
sepanjang masa yaitu “Yesterday“ yang diciptakan oleh McCartney. Adalah suatu
tahapan baru ketika mereka mulai memasukkan unsur orkestra pada lagu ini.
The Beatles kemudian melakukan kunjungan ke
US untuk yang ketiga kalinya pada Agustus 1965. Konser terbesar pada kunjungan
ini adalah di New York’s Shea Stadium yang dihadiri sekitar 55.600 orang
fans. Kemudian The Beatles melanjutkan 9 konser sukses lainnya di berbagai kota
di Amerika. Di akhir kunjungan, The Beatles akhirnya bertemu dengan idola
mereka yang menjadi pondasi musik mereka, Elvis Persley. Mereka kemudian
mengobrolkan banyak hal dan melakukan jam session.
Album berikutnya, “Rubber Soul” dirilis
pada bulan Desember 1965. Album ini mendapat banyak pujian karena menampilkan
kedewasaan bermusik mereka. Banyak sekali peningkatan kualitas baik dari materi
komposisi, lirik, dan berbagai sound yang dipakai. Pada Norwegian Wood
(The Bird has Flown), merakai mulai memasukkan unsur sound tradisional
seperti sitar, yang menjadi momentum dalam merombak unsur sound pada genre rock
standar. Beberapa komposisi menandai mereka sudah memasuki ranah baru dalam
bermusik seperti folk rock. Lirik The Beatles mulai mencerminkan perasaan
terdalam mereka, yang kemudian disambut dengan banyak interpretasi berbeda
tentang cerita dalam lagu-lagu mereka. Album ini menandai perubahan signifikan
pada musik The Beatles yang kemudian tercermin di album-album berikutnya.
Pembuatan Album Rubber Soul
MENJADI BAND STUDIO
Di bulan Juni 1966, Capitol Records merilis
sebuah album kompilasi The Beatles untuk pasar US. Album bertajuk “Yesterday
and Today” itu menuai kontroversi dimana foto kulit album menampilkan personil
The Beatles berpakaian ala tukang potong daging sedang tersenyum menyeringai
dikelilingi potongan daging dan boneka bayi.
Menurut The Beatles sendiri gambar
itu adalah sebuah lelucon satri untuk Capitol Records dimana mereka mengartikan
kompilasi berarti ‘memotong-motong’ lagu dari album mereka terdahulu. Tak lama
kemudian album tersebut berganti kulit album. Kini album dengan gambar tukang
potong daging tersebut menjadi koleksi langka yang tentunya para kolektor
berani membayarnya dengan harga mahal. Tak lama setelah kontroversi cover, The
Beatles kembali menjadi sorotan publik saat tour dunia mereka ke Filipina. Saat
itu ibu negara Filipina, Imelda Marcos, mengundang The Beatles untuk sarapan
bersama. Epstein menolak tawaran tersebut dengan sopan. Namun penolakan
tersebut dianggap hinaan bagi rejim Marcos. Terjadilah kericuhan yang
membahayakan mereka, walau akhirnya mereka dapat lolos keluar dari negeri itu dengan
berbagai kesulitan.
The Beatles di Filipina
Tak lama sekembalinya mereka, lagi-lagi
sebuah kisah kontroversi terjadi. Kelompok agama dan sosial yang konservatif di
US mengkritik mereka akibat komentar Lennon saat diwawancarai reporter Inggris
Maureen Cleave mengatakan bahwa Kristiani sedang sekarat dan The Beatles lebih
populer daripada Yesus. Berita ini kemudian muncul di majalah remaja US Datebook. The
Beatles kemudian dilarang di bebereapa tempat. Afrika Selatan bahkan melarang
pemutaran lagu The Beatles hingga akhirnya diizinkan kembali di tahun
1971. Epstein balas mengkritik Datebookdengan menyatakan bahwa
tulisan mereka tidak sesuai dengan konteks wawancara saat itu. Lennon
menyatakan bahwa saat itu ia menunjuk bagaimana orang-orang begitu
mengelu-elukan mereka, sama seperti orang-orang menyukai televisi, dan dalam
hal ini, seperti hal nya Televisi, The Beatles lebih populer dari Yesus. Pada
akhirnya, Lennon pun meminta maaf kepada publik.
Protes karena Kontroversi pernyataan John Lennon
MASA PSYCHADELIC 1966-1967
Terlepas dari kontroversi yang
berkelanjutan tersebut, The Beatles kembali merilis sebuah album fenomenal lain
pada bulan Agustus 1966. Album berjudul “Revolver” kembali mendapat pujian dari
berbagai media. Salah satu komentar bahwa di album ini The Beatles kembali
mengalami peningkatan kualitas dari album sebelumnya. The Beatles kembali
dipuji atas berbagai eksperimen sound dan inovasi original pada materi
lagu-lagu mereka. Perhatikan lagu “Tomorrow never knows “ yang berisi berbagai
sound-sound yang terdengar aneh namun begitu menyatu dengan tema lagu mereka.
Simak pula megahnya orkestrasi di lagu Eleanor Rigby yang begitu mendukung
cerita satir lagu itu. Album ini juga dianggap sebagai salah satu momentum yang
memperkuat perubahan musik mereka ke arah folk rock.
The Beatles mengambil sebuah keputusan
brilian yang sangat mempengaruhi peningkatan kualitas berkali-kali lipat pada
album mereka selanjutnya. Mereka memutuskan untuk tidak lagi melakukan tour,
dengan kompensasi mereka memfokuskan diri pada rekaman studio. Berbagai hal
mendasari keputusan ini, dari bosan melakukan konser, tidak dapat mendengarkan
sound mereka disaat konser karena selalu tertutup dengan teriakan fans, hingga
berbagai kasus kontroversi yang menerpa mereka. Konser komersil terakhir The
Beatles terjadi di Candlestick San Franssisco pada 26 Agustus 1966.
Concert terakhir di San Francisco 1966
Berbagai spekulasi dikeluarkan oleh media
terkait keputusan tersebut. Segala opini dijawab The Beatles dengan keluarnya
single “Penny Lane/ Strawberry Fields Forever” di bulan Februari 1967. Single
tersebut dinyatakan sebagai single yang paling berkualitas dari single-single
terdahulu. Dua lagu tersebut menandai era baru musik The Beatles.
Era Baru Penampilan baru The Beatles menandai perubahan musik yang lebih Dewasa
Tak lama setelahnya, tepatnya pada bulan
Juni 1967, keluarlah jawaban The Beatles atas keputusan brilian mereka untuk
fokus pada rekaman. Album bertajuk “Sgt. Pepper Lonely Heart Club Band’ yang
begitu fenomenal menandai puncak kualitas bermusik The Beatles. Majalah Rolling
Stones menempatkan album Sgt. Pepper di urutan pertama di edisi 500 Greatest
Albums of All Time. Album yang sangat konseptual ini menandai revolusi baru
dalam sejarah musik rock yang dahulu ditandai oleh fenomena Elvis Perseley pada
tahun 1956, dan fenomena Beatlemania tahun 1963.
Materi album Sgt. Pepper dipenuhi dengan
berbagai eksperimen inovatif yang menandai begitu kompleks nya musik The
Beatles. The Beatles kembali melakukan perombakan besar-besaran pada standar
musik yang pernah ada, sehingga membuka berbagai inovasi lain yang dapat
dilakukan orang-orang dalam bermusik. Semua lagu dalam album ini adalah
masterpiece. Simaklah lagu memorial Lennon “A Day in the Life” yang berisi
beragam sampling suara.
Sessions Pembutan Album yang Fenomenal
Lirik lagu mereka semakin dalam dan
puitis dengan aneka ragam tema cerita. Orang-orang pun mulai mempelajari lirik
lagu mereka layaknya sebuah karya sastra yang membuka banyak interpretasi.
“Lucy In The Sky With Diamonds” adalah lagu dengan lirik yang mengundang
beragam interpretasi. Berbagai dugaan mengkaitkan lagu tersebut dipengaruhi
narkotika, sesuai dengan judulnya yang bila disingkat akan menghasilkan “LSD”,
salah satu produk narkotika yang kerap dikonsumsi para Beatle. Tak hanya di
materi lagu, desain kulit album dan penampilan personil The Beatles juga
mengalami perubahan yang menandai kedewasaan mereka. Secara umum, berbagai hal,
bahkan hal yang begitu detail, dalam album ini mendapat sorotan dan pujian.
Pada25 Juni, The Beatles kembali
mengeluarkan single barunya, “All You Need is Love” yang menjadi lagu
kebangsaan gerakan generasi bunga saat itu. Single tersebut disiarkan secara
global pada Our World (International TV Special),
sebuah tv
jaringan pertama. Beberapa bulan kemudan, mereka pergi kepada Maharishi Mahesh
Yogi di Bangor untuk melakukan meditasi transen karena mereka merasa kondisi
psikologis mereka kurang baik saat itu. Ditengah proses, datanglah sebuah kabar
yang sangat buruk. Manajer mereka Brian Epstein ditemukan tidak bernyawa akibat
overdosis. Emosi Epstein yang rapuh saat itu dipengaruhi oleh berbagai hal
seperti misalnya ketakutannya The Beatles tidak akan memperpanjang kontrak
dengannya dan berbagai masalah bisnis lainnya. Kematian Epstein jugalah yang
dipercaya membuat The Beatles kehilangan kendali seorang pemimpin, yang
kemudian membuat mereka tak kuasa meredam konflik antar personil.
Kematian Epstein sangat memukul hati
mereka. Walau dalam keadaan tertekan, mereka tetap memproduksi proyek film
berikutnya. Film berjudul “Magical Mistery Tour” yang mereka sutradarai
sendiri, yang kemudian diputar pada menjelang Natal Desember 1967. Berbeda
dengan film nya yang mendapat banyak kritikan pedas,soundtrack film
ini mendapat tanggapan positif karena kualitasnya yang sebanding dengan album
sebelumnya. Di Inggris, soundtrack ini dirilis sebagai EP berisikan 6 lagu yang
dirilis awal Desember. Sedangkan di Amerika, soundtrack ini dirilis sebagai LP
ditambah 5 lagu dari single-single mereka sebelumnya. Sebulan kemudian yaitu
Januari 1968, The Beatles tampil sebagai cameo di produksi film animasi “Yellow
Submarine”. Film ini kemudian dirilis pada bulan Juni 1968. Soundtrack-nya
sendiri dirilis 7 bulan berikutnya.
Dalam Film Magical Mystery Tour
Masih dalam keadaan penuh tekanan, The Beatles
kembali ke Maharishi untuk melanjutkan meditasi-nya. Namun proses tersebut
tidak bertahan lama, satu persatu mereka kembali. Harrison yang paling lama
tinggal disana. Lennon sendiri meninggalkan Maharishi karena dia mendapat kabar
bahwa Maharishi bermaksud me manipulasi band mereka, dan Lennon mengetahui
Maharishi melakukan pelecehan sexual kepada muridnya. Namun dalam proses
tersebut,
The Beatles banyak mendapat inspirasi lagu untuk album berikutnya.
Sekembalinya The Beatles dari meditasi,
mereka menggarap proyek album yang kemudian dirilis sebagai double album. Album
yang dikenal sebagai “White Album” itu mempunyai sampul cover yang sederhana,
secara umum berwarna putih, yang didedikasikan untuk Epstein. Album ini adalah
album pertama yang dirilis di label Apple Records, label yang dibentuk The
Beatles untuk mewujudkan impian Epstein. Dari proses rekaman album ini mulai
terlihat perpecahan dalam diri The Beatles. Ketidak disiplinan Starr yang
sering meninggalkan proses produksi. Lennon yang saat itu tengah berpacaran
dengan Yoko Ono, seorang artis avant-garde dari Jepang, yang mana ia selalu
membawa Ono ke studio ditentang oleh anggota Beatles lainnya, karena dianggap
memecah konsentrasi. Lennon sendiri mulai mengkritik McCartney dengan
mengatakan beberapa lagunya sperti Ob-La-Di, Ob-La-Da terdengar seperti musik
tua. Album ini kemudian dirilis pada bulan November 1968 dan mendapat kritikan
yang beragam. Beberapa menganggap kualitas album ini tidak sebanding dengan dua
album sebelumnya. Di album ini, Lennon dan McCartney tidak menunjukkan
peningkatan kualitas di lagu-lagu mereka, namun tidak demikian dengan Harrison
yang mendapat banyak pujian atas beberapa lagu nya. Di album ini, musik The
Beatles tidak nampak menyatu sebagai band seperti musik mereka di album
terdahulu, namun lebih menonjolkan karakter masing-masing personil.
Session pembuatan lagu Honey Pie di White Album
Di awal 1969, soundtrack “Yellow
Submarine” dirilis. Album ini berisi 4 track lagu baru, beberapa lagu dari
single terdahulu, serta 7 lagu instrumental komposisi George Martin. Di album
ini, Harrison kembali mendapat pujian untuk komposisi “It’s All Too Much” dan
“Only A Northern Song” yang semakin mengukuhkan diri nya sebagai pencipta lagu berkualitas.
Masa-Masa Krisis antar Personil karena Ego.... dan Berakhirlah
Dua album terakhir dirilis The Beatles
dirilis akhir Tahun 1965 dan pertengahan 1970, yaitu “Abbey Road” dan “Let It
Be”. Walaupun “Let It Be” adalah album terakhir yang dirilis The Beatles,
namun materinya direkam sebelum “Abbey Road”. Pada awalnya The Beatles memang
akan merilis “Let It Be”, namun karena tidak menyukai hasil rekamannya, mereka
memutuskan menunda album tersebut. Pada awalnya, judul album ini bukanlah “Let
It Be”, melainkan “Get Back”. Ide konsep album ini berawal dari McCartney yang
ingin kembali membuat album live. Ia merasa The Beatles terlalu berfokus pada
studio dan berbagai eksperimen musik sehingga mengurangi sense mereka
sebagai sebuah band. Saat itu hubungan antar anggota sedang buruk-buruknya.
Perseteruan tampak diantara duo komponis utama Lennon-McCartney. Harrison pergi
selama satu minggu, dan sekembalinya dia membawa seorang teman Billy Preston
yang nantinya mengisi keyeboard pada lagu “Get Back”.
Pilihan lokasi konser
cenderung kontroversial yaitu di atap gedung Apple Corps, 3 Savile Row, London.
Akhirnya mereka mengadakan konser terakhir tersebut pada tanggal 30 January
1969. Konser tersebut membuat penonton ramai baik yang memenuhi jalanan sekitar
Apple Corps, maupun penonton yang menaiki atap gedung lain terdekat, demi
melihat idola mereka. Konser tersebut berakhir setelah polisi menghentikan
mereka karena suara nya yang mengganggu. Beberapa materi lainnya direkam di
studio Abbey Road EMI.
Konsert terakhir The Beatles dengan formasi lengkap
Beberapa waktu setelah rekaman tersebut
kembali terjadi perseteruan diantara personil The Beatles. Kali ini masalah
bisnis, yaitu pemilihan manajer. Lennon, Harrison, dan Starr memilih Allen
Klien, seorang bisnisman yang telah membawa kontrak band The Rolling Stones dan
band UK lainny selama British Invasion. McCartney sendirian lebih
memilih John Eastman, saudara istrinya Linda Eastman. Tidak adanya kesepakatan
membuat keduanya dipilih menjalankan bisnis The Beatles.
Individual pada masing-masing Personil mulai meruncing
Proses rekaman “Let It Be” yang penuh
perseteruan membuat George Martin pesimis akan kelanjutan The Beatles. Ia
menganggap proses “Let It Be” adalah yang terakhir untuk mereka semua. Ia
terkejut ketika McCartney menghubunginya untuk kembali memproduksi album. Tanpa
membuang waktu, mereka pun kembali masuk studio rekaman. Proses rekaman “Abbey
Road” dimulai pada akhir Februari. Martin memberi ide konsep album dimana materi
lagu per lagu diputar sambung menyambung (medley). Lennon menolak ide
tersebut dan menawarkan bahwa lagu miliknya dan lagu milik McCartney dipisah di
dua sisi (side). Akhirnya konsep kompromis album tersebut adalah satu sisi
memuat lagu-lagu ciptaan personal,
Session pembuatan album Abbey Road
sisi lainnya memakai konsep medley,
yang kemudian dikenal sebagai “Abbey Road Medley”.
Pada saat proses rekaman,
Lennon merilis single solo, diluar The Beatles, berjudul “Give Peace a Chance”,
bersama Plastic Ono Band. Semementara rekaman “Abbey Road” diakhiri dengan lagu
“I Want You (She’s So Heavy)” pada 20 Agustus 1969, yang adalah saat terakhir
keempat Beatles bersama di dalam studio.
Plastic Ono Band
Lennon memutuskan keluar dari band
pada 20 September, tapi mereka tidak mempublikasikannya sampai berbagai hal
menyangkut perjanjian kerjasama diselesaikan. “Abbey Road” terjual 4 juta copy
dalam 2 bulan. Album ini menampilkan masterpice dari Harrison yaitu
“Something”, dimana harmony dan melody dalam lagu itu mendapat banyak pujian.
Secara umum, album ini mendapat pujian positif.
Kembali ke proses rekaman panjang “Let It
Be” yang akhirnya selesai pada January 1970 saat merekam lagu Harrison “I Me
Mine”.
George Harrison dalam Session lagu I Me Mine
Materi album kemudian di berikan kepada Phil Spector untuk di final kan.
Spector adalah seorang produser dari US yang pada waktu itu juga memproduseri
single Lennon, “Instant Karma”. Spector memasukkan komposisi orkestranya dalam
lagu McCartney “The Long and Winding Road”. McCartney tidak menyukai hasil dari
Spector, namun terlambat untuk merivisi karena “Let It Be” telah terlanjur
rilis pada 8 Mei 1970. Film dokumenter “Let It Be” dirilis tak lama setelahnya.
Album terkahir The Beatles ini adalah album yang paling banyak mendapat
kritikan negatif dari media.
Adu Argumen Paul & John dalam pembuatan Album Let It Be
McCartney akhirnya memutuskan keluar dari
The Beatles dan mengumumkannya tanggal 10 April 1970. Pengumuman ini ia
nyatakan dalam pers released untuk album solo nya. Konflik berlanjut saat rilis
debut album solo McCartney yang berbarengan dengan “Let It Be”. Personel
meminta McCartney untuk menuda rilis albumnya, namun ia menolak karena
kekecewaannya pada hasil Spektor pada lagu “The Long and Winding Road”
ciptaannya. Setelah itu… The Beatles akhirnya bubar.
Tak ada hal yang bisa diselamatkan dari The Beatles saat itu, John Lennon dengan Plastik Ono Band nya, Paul dengan Wings, George bersolo, dan Ringo pun sibuk dengan Film nya...
Bersambung ke Pembahasan Album....
Berikut ini Album The Beatles sebagai Reverensi Klik Album dibawah untuk Lebih Detail mengenai Cerita Dibalik pembuatan Album nya.
*Semua Tulisan saya, saya ambil dari berbagai macam sumber :) Terimakasih
Please Please Me (1963)
With The Beatles (1963)
Beatles For Sale (1964)
Hard Day's Night (1964)
Help! (1965)
Rubber Soul (1965)
Revolver (1966)
Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967)
Magical Mystery Tour (1967)
The Beatles (The White Album) (1968)
Yellow Submarine (1969)
Abbey Road (1969)
Let It Be (1970)
Bersambung ke Pembahasan Album....